Ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela mencapai titik kritis pada Oktober 2025, memicu keprihatinan mendalam di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Konflik ini dipicu oleh serangkaian serangan militer AS terhadap kapal-kapal yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba di perairan Karibia dekat Venezuela. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 14 orang dan memicu kecaman internasional.
Latar Belakang Ketegangan
Pada 2 September 2025, AS mengklaim telah menghancurkan sebuah kapal yang diduga mengangkut narkoba menuju pasar AS. Serangan ini dilakukan tanpa investigasi internasional, yang memicu kritik dari Rusia yang menyebutnya sebagai pendekatan “koboi” dan pelanggaran hukum internasional. Venezuela menanggapi dengan meningkatkan kesiagaan militer dan mengklaim bahwa AS berencana melakukan serangan militer langsung.
Reaksi Dewan Keamanan PBB
Dalam pertemuan darurat pada 9 Oktober 2025, anggota DK PBB menyuarakan keprihatinan atas eskalasi ketegangan ini. Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menuduh AS melanggar hukum internasional dengan menyerang kapal tanpa bukti yang jelas. Di sisi lain, perwakilan AS, John Kelly, membela serangan tersebut sebagai langkah untuk melindungi negara dari ancaman narkoterrorisme.
Beberapa anggota DK PBB, termasuk Prancis, Yunani, dan Denmark, mendesak deeskalasi dan penegakan hukum internasional. Panama menekankan pentingnya kerja sama multilateral dalam menangani ancaman terkait narkoba, alih-alih tindakan militer sepihak.
Dampak dan Prospek Ke Depan
Ketegangan ini berpotensi memperburuk stabilitas kawasan Karibia dan Amerika Latin. Venezuela telah meminta DK PBB untuk mengadakan sesi darurat guna membahas tindakan militer AS dan dampaknya terhadap kedaulatan negara. Sementara itu, Rusia dan China menyatakan solidaritas dengan Venezuela dan menentang intervensi militer AS.
Situasi ini menyoroti pentingnya dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik internasional. Dewan Keamanan PBB diharapkan dapat memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut.
Dengan latar belakang ini, dunia menyaksikan bagaimana ketegangan antara dua negara besar dapat memengaruhi dinamika geopolitik global dan menantang prinsip-prinsip hukum internasional yang telah lama dijunjung tinggi.