New Delhi – Dalam hitungan menit sebelum tragedi mengguncang langit India, sebuah unggahan media sosial dari seorang penumpang warga negara Inggris menyisakan kesunyian yang menggantung. Unggahan itu, yang tampak biasa dan tanpa firasat, kini menjadi saksi bisu dari salah satu kecelakaan udara paling menyayat hati tahun ini.
Pesawat Air India dengan nomor penerbangan AI-721, yang lepas landas dari Mumbai menuju London, dilaporkan jatuh di wilayah pegunungan dekat Himachal Pradesh. Di antara 178 penumpang dan awak yang berada di dalamnya, salah satunya adalah Thomas Elridge (34), warga asal Manchester, Inggris, yang diketahui tengah dalam perjalanan pulang setelah urusan bisnis di Asia Selatan.
Beberapa jam sebelum pesawat hilang kontak, akun Instagram pribadi Thomas memperlihatkan foto sayap pesawat yang membelah langit senja. Caption-nya singkat namun mengandung makna mendalam jika dibaca hari ini: “Akhirnya pulang. Langit terlihat tenang malam ini.”
Komentar mulai membanjiri unggahan tersebut sejak kabar jatuhnya pesawat merebak. Teman-teman dan keluarga menuliskan doa, harapan, dan kerinduan dalam bentuk digital, menggambarkan betapa mendalamnya dampak yang ditinggalkan oleh satu unggahan terakhir itu.
Rekan kerja Thomas di sebuah firma teknologi berbasis di London menggambarkannya sebagai sosok yang penuh semangat dan memiliki ketertarikan pada budaya India. “Ia bahkan belajar sedikit bahasa Hindi untuk berkomunikasi dengan rekan-rekannya di Mumbai,” ujar Emily Carter, manajer proyek tempat Thomas bekerja.
Pihak Kementerian Luar Negeri Inggris telah mengonfirmasi bahwa Thomas adalah salah satu penumpang dalam daftar manifes. Hingga kini, operasi pencarian dan evakuasi masih berlangsung di lokasi yang sulit dijangkau. Pemerintah India menyatakan bahwa kotak hitam pesawat telah ditemukan dan tengah dianalisis untuk mengetahui penyebab kecelakaan.
Namun bagi keluarga Thomas, serta ratusan keluarga lain yang kehilangan orang tercinta dalam tragedi ini, penyebab teknis mungkin takkan pernah benar-benar menjawab pertanyaan yang lebih dalam — mengapa harus mereka?
Unggahan terakhir Thomas kini viral di berbagai platform media sosial, bukan karena sensasionalisme, tetapi karena kesederhanaannya yang menyentuh. Di tengah era yang penuh kebisingan digital, kalimat itu mengingatkan kita bahwa hidup bisa berubah secepat kedipan mata. Apa yang terlihat tenang hari ini, bisa menjadi kenangan besok.