Skip to content

SR

Berita Viral Terbaru 2025 Update selalu dan bisa melakukan comment atau tanya jawab kita pasti cari tau semuanya

Menu
  • Beranda
  • Kebijakan Privasi
Menu

Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing: Dampak Besar bagi Pendidikan Global

Posted on 24/05/2025

Cambridge, 23 Mei 2025 — Pemerintahan Presiden Donald Trump secara resmi mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa internasional, memicu gelombang kekhawatiran di kalangan akademisi dan komunitas global. Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan yang lebih luas untuk menindak institusi pendidikan tinggi yang dianggap tidak sejalan dengan kebijakan federal.

Alasan dan Latar Belakang

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), yang dipimpin oleh Sekretaris Kristi Noem, menyatakan bahwa Harvard gagal memenuhi permintaan pemerintah terkait informasi tentang aktivitas mahasiswa asing dan penanganan isu antisemitisme di kampus. Pemerintah menuduh universitas tersebut memfasilitasi lingkungan yang tidak aman dan tidak kooperatif dalam penyelidikan federal .

Dampak Langsung

Keputusan ini berdampak langsung pada sekitar 6.800 mahasiswa internasional yang saat ini terdaftar di Harvard. Mereka diharuskan untuk pindah ke institusi lain atau menghadapi risiko deportasi. Selain itu, Harvard dilarang menerima mahasiswa asing baru untuk tahun akademik 2025-2026, yang dapat memengaruhi reputasi dan keuangan universitas, mengingat mahasiswa internasional menyumbang lebih dari 25% dari populasi mahasiswa .

Respons Harvard dan Komunitas Akademik

Pihak Harvard mengecam keputusan ini sebagai tindakan yang tidak berdasar dan merugikan misi pendidikan global. Universitas tersebut telah mengajukan gugatan hukum terhadap pemerintah, menuduh pelanggaran terhadap prinsip-prinsip kebebasan akademik dan diskriminasi terhadap mahasiswa asing. Seorang hakim federal telah mengeluarkan perintah sementara yang mencegah deportasi mahasiswa yang terdampak .

Kritik dan Dukungan

Langkah pemerintah ini mendapat kritik luas dari berbagai pihak, termasuk asosiasi pendidikan dan kelompok hak asasi manusia, yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk politisasi pendidikan dan ancaman terhadap keragaman serta inklusi dalam lingkungan akademik. Namun, beberapa pihak konservatif mendukung keputusan tersebut sebagai upaya untuk menegakkan hukum dan keamanan nasional .

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Gunung Etna di Italia Meletus Dahsyat: Turis Panik, Ribuan Orang Mengungsi
  • Detik-Detik Mobil Pasukan Yonif Ditendang Ormas di Magelang: Ketegangan di Jalan Raya yang Memicu Reaksi Nasional
  • Dua Camat dan Lurah di Medan Positif Narkoba: Bayang-bayang Gelap di Balik Seragam Pemerintahan
  • Daftar Kesepakatan Strategis RI-Prancis 2025: Langkah Nyata Menuju Kemitraan Komprehensif
  • Trump dan Elon Musk: Antara DOGE, Dogecoin, dan Masa Depan Efisiensi Pemerintah

Recent Comments

  1. AmandadrYcleb mengenai Fenomena “No Viral No Justice”

Archives

  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025

Categories

  • china
  • fashion
  • glodok plaza
  • hukum
  • jepang
  • kebakaran
  • korea
  • los angeles
  • makanan
  • petugas bandara
  • prabowo
  • Selebgram
  • sogok
  • tempat wisata
  • turis
  • Uncategorized
©2025 SR | Design: Newspaperly WordPress Theme