Filipina kembali menghadapi ancaman besar dari alam. Topan Super Fung-Wong, yang sejak awal pekan dipantau bergerak dari arah Samudra Pasifik, kini resmi meningkat ke kategori super typhoon. Dengan kecepatan angin yang mencapai lebih dari 250 km/jam, pemerintah Filipina langsung mengambil langkah cepat mengevakuasi sedikitnya satu juta penduduk dari wilayah-wilayah pesisir yang diperkirakan akan terdampak paling parah.
Otoritas cuaca Filipina menyebut Fung-Wong sebagai salah satu topan terkuat yang melanda negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Citra satelit menunjukkan struktur badai yang semakin besar dan spiral awan yang menguat—tanda bahwa topan ini masih mungkin bertambah kuat sebelum mendarat.
Warga yang tinggal di daerah rawan banjir, tanah longsor, dan area yang bersinggungan langsung dengan jalur topan diminta mengungsi ke sekolah, gedung olahraga, hingga balai kota yang telah disulap menjadi pos darurat. Banyak dari mereka berkemas dalam waktu singkat, membawa apa pun yang sempat diselamatkan. Pemerintah daerah bekerja tanpa henti memastikan tempat pengungsian cukup menampung gelombang warga yang datang.
Di beberapa kota pelabuhan, kapal-kapal nelayan telah diikat kuat atau ditarik ke daratan untuk menghindari kerusakan. Gelombang tinggi mulai terlihat sejak pagi, dan angin yang tak biasa kencang membawa hawa mencekam di sepanjang pantai timur Filipina.
Presiden Filipina menginstruksikan seluruh lembaga pemerintah bersiaga penuh. Tim militer, kepolisian, dan relawan kemanusiaan dikerahkan untuk membantu proses evakuasi dan mendistribusikan logistik. Di saat yang sama, jaringan listrik dan komunikasi di beberapa daerah terancam padam karena hujan deras mulai mengguyur sebagian wilayah.
Para ahli memperingatkan bahwa dampak terbesar kemungkinan terjadi ketika Fung-Wong mencapai daratan utama. Risiko banjir bandang dan gelombang badai menjadi perhatian utama, terutama bagi kota-kota di dataran rendah yang rawan terjebak air dalam hitungan jam.
Bagi Filipina, menghadapi topan besar bukan hal baru. Namun setiap badai membawa cerita dan ketakutannya sendiri. Dengan satu juta warga telah mengungsi, harapan terbesar kini adalah agar kerusakan dapat ditekan sekecil mungkin dan korban jiwa bisa dihindari.