Pada tanggal 2 Agustus 2025, Presiden Timor‑Leste José Ramos‑Horta menyampaikan pernyataan yang menarik perhatian publik internasional: “Timor‑Leste tidak memiliki kejahatan politik maupun kejahatan terorganisir.” Pernyataan tersebut dibuat secara berguyon dalam suatu acara resmi, namun menyiratkan makna yang sangat serius mengenai stabilitas politik negara kecil ini Wikipedia+15CNN Indonesia+15id.tatoli.tl+15.
🔹 Konteks Stabilitas dan Perdamaian
Ramos‑Horta menyoroti bahwa sepanjang sejarah kemerdekaannya sejak 2002, Timor‑Leste berhasil mempertahankan stabilitas politik tanpa konflik etnis atau agama yang besar. Ia menegaskan bahwa ketegangan yang biasanya ditemukan di negara lain hampir tidak pernah terjadi di negaranya Pahami.
Menurutnya, negara ini juga terbebas dari jaringan kejahatan terorganisir, yang secara tradisional menjadi pemicu ketidakstabilan di banyak tempat. “Kami tidak memiliki kejahatan politik, kami tidak memiliki ketegangan etnis atau agama, kami tidak pernah mengorganisir kejahatan,” ungkap beliau, diselingi canda bahwa masyarakat Timor‑Leste “tidak terlalu terorganisir” dalam konteks kriminalitas Pahami+1.
🔹 Jejak Politik dan Kepemimpinan Rekonsiliatif
José Ramos‑Horta bukan sekadar presiden, melainkan ikon perjuangan kemerdekaan Timor‑Leste. Nobel Perdamaian 1996 ini pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Perdana Menteri, dan kini menempati jabatannya sejak Mei 2022 setelah meraih 62,1% suara pemilih dalam pemilihan presiden kedua kalinya Wikipedia+2Civicus Monitor+2. Sepanjang kepemimpinannya, ia sering menunjukkan visi rekonsiliasi nasional sebagai kunci pembangunan bersama.
🔹 Realitas Korupsi: Tantangan yang Berbeda
Meskipun menolak istilah “politik terorganisir”, Ramos‑Horta sendiri mengakui adanya tantangan serius berupa korupsi institusional. Praktik korupsi telah mencemari berbagai lembaga—dari birokrasi hingga proyek-proyek strategis seperti dana Petroleum Fund dan pengadaan fasilitas publik. Ia bahkan menyebut permasalahan berat di bea cukai, distribusi beras, hingga proyek listrik dan infrastruktur yang premium namun kurang transparan Wikipedia+6Pahami+6Wikipedia+6.
🔹 Pencapaian Demokrasi dan Kebebasan
Di berbagai sesi UNGA tahun 2022, Ramos‑Horta memaparkan pencapaian Timor‑Leste sebagai negara paling demokratis di Asia Tenggara. Kebebasan pers di negeri ini bahkan mendapat nilai lebih tinggi dibanding banyak negara Barat, dengan demokrasi yang dinilai murni dan bebas konflik politik besar id.tatoli.tl+1.
🔹 Refleksi: Apa Artinya “Nihil Kejahatan Politik”?
Istilah “nihil kejahatan politik” bukan berarti Timor-Leste tanpa masalah. Ia lebih merefleksikan ketidakhadiran konflik berskala besar—seperti kudeta, teror politik, atau agitasi etnis—yang dapat menggoncang struktur kenegaraan. Bahkan peristiwa krisis militer 2006 yang sempat membuat Ramos‑Horta terluka, kini dianggap sebagai masa lalu yang telah diatasi dengan rekonsiliasi dan intervensi internasional