Gaza/Jerusalem – Konflik di Jalur Gaza kembali memanas setelah militer Israel melancarkan serangan udara yang digambarkan sebagai salah satu yang paling intens dalam beberapa pekan terakhir. Ledakan mengguncang kawasan padat penduduk, menewaskan puluhan warga sipil dan menghancurkan sejumlah bangunan penting, termasuk sekolah dan rumah sakit darurat.
Di tengah eskalasi tersebut, Hamas merilis serangkaian foto yang memperlihatkan momen perpisahan para sandera yang selama ini ditahan di Gaza. Foto-foto itu menampilkan wajah-wajah tegang sekaligus pasrah, seolah mengirim pesan bahwa nasib para sandera berada di ujung tanduk.
Serangan Udara Tak Kenal Henti
Militer Israel mengklaim serangan terbaru menargetkan infrastruktur Hamas, termasuk gudang senjata dan terowongan bawah tanah. Namun, laporan dari otoritas kesehatan Gaza menunjukkan sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak.
Asap tebal membubung tinggi di atas Kota Gaza, sementara suara sirene ambulans terdengar nyaring di sepanjang jalan-jalan yang dipenuhi reruntuhan. “Tidak ada tempat aman lagi. Bahkan sekolah dan rumah sakit menjadi target,” kata seorang warga Gaza yang selamat dari serangan.
Pesan dari Hamas
Hamas, melalui sayap militernya, merilis foto-foto yang mereka sebut sebagai “momen terakhir” sejumlah sandera. Dalam gambar itu terlihat para sandera duduk berdekatan, sebagian menunduk, sementara pejuang bersenjata berdiri di belakang mereka.
Menurut analis, publikasi foto ini bisa dibaca sebagai strategi psikologis untuk menekan Israel sekaligus mengingatkan dunia internasional bahwa operasi militer Tel Aviv berpotensi mengorbankan nyawa para tawanan.
“Ini adalah pesan ganda: peringatan kepada Israel sekaligus upaya menggugah simpati global,” ujar seorang pengamat politik Timur Tengah di Amman.
Reaksi Internasional
Foto-foto itu memicu kehebohan di berbagai media internasional. Pemerintah Amerika Serikat dan Uni Eropa mendesak Israel menahan diri serta menuntut Hamas segera membebaskan sandera tanpa syarat. Namun, hingga kini, kedua belah pihak tetap berkeras dengan posisi masing-masing.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyampaikan keprihatinannya atas memburuknya situasi. “Setiap serangan yang membahayakan warga sipil dan penyanderaan manusia tidak dapat dibenarkan. Kemanusiaan harus didahulukan di atas segalanya,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Titik Gelap Perdamaian
Upaya mediasi dari Mesir dan Qatar sejauh ini belum membuahkan hasil. Setiap kali pembicaraan gencatan senjata dibuka, serangan balasan justru kembali meletus. Dengan kondisi ini, prospek perdamaian di Gaza semakin kabur.
Bagi keluarga para sandera, foto yang dirilis Hamas menghadirkan perasaan campur aduk: antara harapan bahwa orang yang mereka cintai masih hidup, sekaligus ketakutan bahwa waktu mereka tidak lama lagi.