Kuala Lumpur – Sebuah peristiwa mengejutkan mengguncang publik Malaysia setelah seorang tersangka korupsi kelas kakap diduga membakar uang tunai senilai Rp38 miliar untuk menghilangkan barang bukti. Insiden ini terjadi sesaat sebelum Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) melakukan penggerebekan di salah satu properti mewah milik tersangka di kawasan elit Selangor.
Menurut laporan resmi MACC yang dirilis pada Jumat pagi, tersangka—yang identitasnya masih dirahasiakan karena alasan penyelidikan—merupakan seorang pengusaha berpengaruh yang terlibat dalam sejumlah proyek pemerintah bernilai ratusan juta ringgit. Dugaan korupsi yang menjeratnya berkaitan dengan penggelapan dana publik dalam proyek pembangunan infrastruktur daerah pedalaman Sabah dan Sarawak.
Pihak berwenang menyebut, saat tim MACC mendatangi rumah tersangka, mereka menemukan sisa tumpukan uang tunai dalam keadaan terbakar di halaman belakang rumah. Api sempat membumbung tinggi dan menghanguskan bagian belakang rumah tersebut. Beruntung, petugas pemadam kebakaran yang datang tidak lama kemudian berhasil memadamkan api sebelum menyebar lebih luas.
“Ini pertama kalinya kami menghadapi kasus di mana pelaku memilih membakar uang dalam jumlah besar daripada membiarkannya disita,” ujar salah satu pejabat senior MACC yang enggan disebut namanya. “Langkah tersebut jelas menunjukkan tingkat kepanikan dan kesadaran bahwa penegakan hukum sedang mendekat.”
Uang yang dibakar diperkirakan berjumlah sekitar 11 juta ringgit Malaysia atau setara Rp38 miliar. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan sebagian besar uang tersebut terdiri dari pecahan besar dan disimpan dalam koper serta kardus yang tersebar di beberapa bagian rumah.
Media lokal menyebut bahwa tersangka selama ini dikenal memiliki hubungan dekat dengan beberapa tokoh politik dan pernah tercatat sebagai donatur dalam kampanye pemilu salah satu partai besar. Tak heran jika penangkapannya menyulut berbagai spekulasi politik.
Penangkapan ini merupakan bagian dari operasi besar-besaran yang dilancarkan MACC dalam beberapa bulan terakhir untuk memberantas korupsi tingkat tinggi yang dinilai masih marak di tubuh pemerintahan. Operasi tersebut, yang diberi sandi “Bersih Total”, telah menjaring sedikitnya 18 individu dari kalangan pejabat, kontraktor, dan tokoh bisnis.
Sementara itu, pengacara tersangka menyatakan bahwa kliennya akan kooperatif dan menyangkal tuduhan pembakaran uang secara sengaja. “Apa yang terjadi hanyalah kecelakaan akibat korsleting listrik,” klaimnya. Namun, pihak kepolisian menyebut temuan awal tidak mendukung pernyataan tersebut.
Pemerhati hukum dan antikorupsi di Malaysia menyambut baik langkah cepat MACC. Menurut mereka, tindakan seperti ini—meski ekstrem—menggambarkan betapa besar kekhawatiran para pelaku korupsi ketika hukum mulai dijalankan dengan serius.
“Ketika koruptor lebih takut uangnya disita daripada ditangkap, itu menandakan penegakan hukum mulai membuahkan hasil,” kata Dato’ Seri Rafizi Khalid, analis hukum dari Universiti Malaya. “Kini tinggal bagaimana kasus ini dibawa ke meja hijau dan pelaku dijatuhi hukuman setimpal.”
Hingga kini, penyidikan masih berlangsung. MACC menegaskan bahwa tidak akan berhenti hanya pada satu nama. Jaringan dan aliran dana akan ditelusuri hingga tuntas, dan semua pihak yang terlibat akan diproses sesuai hukum yang berlaku.