Sebuah peristiwa tak biasa terjadi ketika sekelompok massa mendatangi kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Aksi ini sontak menjadi perhatian publik karena melibatkan salah satu pejabat paling berpengaruh di kabinet. Suasana di lokasi pun sempat memanas, meski akhirnya dapat dikendalikan aparat keamanan.
Kronologi Kejadian
Menurut informasi yang beredar, aksi massa berlangsung pada siang hari, ketika puluhan orang berbondong-bondong menuju kawasan perumahan tempat Sri Mulyani tinggal. Mereka membawa spanduk dan poster berisi tuntutan, sambil meneriakkan yel-yel yang ditujukan langsung kepada sang Menteri.
Isu yang diangkat dalam aksi tersebut terkait kebijakan fiskal dan sejumlah langkah pemerintah yang dianggap memberatkan masyarakat. “Kami ingin suara rakyat didengar, jangan hanya angka-angka di atas kertas,” teriak salah seorang peserta aksi.
Situasi di Lapangan
Ketika massa mulai berkumpul, aparat keamanan setempat segera bersiaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Jalan menuju rumah Sri Mulyani sempat macet akibat kerumunan. Beberapa warga sekitar bahkan ikut keluar rumah, penasaran dengan keramaian yang jarang terjadi di lingkungan elit tersebut.
Meski sempat terdengar teriakan keras, situasi tidak sampai ricuh. Polisi terlihat berusaha menenangkan massa, sementara perwakilan mereka diminta menyampaikan aspirasi dengan cara yang lebih tertib.
Respons Sri Mulyani
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Sri Mulyani terkait aksi yang berlangsung di depan rumahnya. Namun, sumber dekat Kementerian Keuangan menyebutkan bahwa Sri Mulyani mengetahui adanya aksi tersebut dan memilih menunggu laporan lengkap dari pihak keamanan.
Sebagai salah satu menteri yang kerap menjadi sorotan karena kebijakan fiskalnya, Sri Mulyani memang bukan sekali ini menghadapi gelombang kritik. Namun, aksi mendatangi rumah pribadi terbilang langkah yang jarang terjadi dan menimbulkan diskusi luas mengenai etika penyampaian aspirasi.
Reaksi Publik
Momen ini langsung ramai diperbincangkan di media sosial. Ada yang mendukung langkah massa sebagai bentuk demokrasi, tetapi banyak juga yang menilai aksi di rumah pribadi pejabat terlalu berlebihan.
“Protes boleh, tapi jangan sampai mengganggu privasi dan ketenteraman keluarga,” tulis seorang warganet.
“Kalau suara rakyat tidak didengar di kantor resmi, wajar kalau akhirnya mencari jalan lain,” komentar netizen lain.