Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali memuncak setelah serangan udara dilaporkan menghantam kota pelabuhan Bandar Abbas di Iran selatan, Jumat malam waktu setempat. Serangan ini diduga kuat dilakukan oleh militer Israel, memperpanjang eskalasi konflik yang telah berlangsung sejak awal tahun ini. Bandar Abbas, yang menjadi salah satu pelabuhan utama Iran di Teluk Persia, dikenal sebagai pusat logistik dan markas penting Angkatan Laut Iran.
Serangan Mendadak di Tengah Malam
Menurut sejumlah saksi mata dan laporan dari media lokal Iran, ledakan besar terdengar sekitar pukul 23.40 waktu setempat. Api dan asap membubung tinggi dari kawasan pelabuhan industri. Video amatir yang beredar memperlihatkan kobaran api besar di dekat kompleks penyimpanan minyak dan pangkalan angkatan laut. Otoritas Iran segera menutup akses ke wilayah tersebut dan mengerahkan pasukan tambahan.
Pemerintah Iran melalui juru bicara Kementerian Pertahanan menyebutkan bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil menahan sebagian besar serangan, namun mengakui adanya kerusakan signifikan di beberapa fasilitas pelabuhan dan militer. “Ini adalah tindakan agresi terang-terangan dan pelanggaran terhadap hukum internasional. Kami akan merespons pada waktunya,” kata Brigadir Jenderal Reza Safavi dalam konferensi pers di Teheran.
Dugaan Serangan Israel dan Motif Strategis
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pihak Israel, sejumlah analis pertahanan internasional meyakini bahwa serangan ini merupakan bagian dari strategi pre-emptive (pencegahan) Israel terhadap penguatan militer Iran di kawasan Teluk dan dukungan logistiknya terhadap kelompok-kelompok milisi pro-Iran di Yaman dan Suriah.
Serangan ini juga terjadi hanya beberapa hari setelah laporan intelijen barat menyebutkan adanya pengiriman senjata strategis dari Iran ke Hizbullah di Lebanon selatan. Bandar Abbas diduga menjadi titik pengiriman utama dalam jaringan logistik tersebut.
“Israel selama ini telah menunjukkan kesediaannya untuk melancarkan operasi jauh ke dalam wilayah musuh demi mencegah ancaman eksistensial,” ujar Michael Eisenstadt, analis pertahanan Timur Tengah dari Washington Institute. “Serangan ke Bandar Abbas adalah sinyal tegas bahwa Tel Aviv tidak akan tinggal diam melihat Iran memperluas cengkeramannya.”
Reaksi Dunia Internasional
Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang darurat pada Sabtu pagi untuk membahas insiden ini. Rusia dan China mengutuk keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai provokasi yang membahayakan stabilitas kawasan. Amerika Serikat, sementara itu, belum memberikan pernyataan resmi, meskipun sejumlah pejabat senior di Pentagon menyatakan bahwa Washington tidak terlibat dalam serangan tersebut.
Sementara itu, harga minyak dunia melonjak tajam dalam beberapa jam setelah serangan, dengan Brent naik lebih dari 5% karena kekhawatiran terganggunya distribusi energi dari kawasan Teluk Persia. Bandar Abbas merupakan salah satu simpul penting dalam jalur ekspor minyak Iran ke Asia dan Afrika.
Potensi Balasan Iran dan Ancaman Konflik Luas
Ketegangan ini dikhawatirkan menjadi pemicu terbukanya babak baru perang regional yang melibatkan negara-negara besar. Iran telah berulang kali menyatakan bahwa setiap serangan terhadap wilayahnya akan dibalas dengan “respon yang keras dan menyakitkan.”
Militer Iran diketahui memiliki berbagai opsi balasan, termasuk penggunaan rudal jarak menengah dan dukungan terhadap milisi proksi di Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman. Dalam beberapa jam terakhir, sistem pertahanan Israel dikabarkan dalam kondisi siaga penuh, dan beberapa kota di utara telah membuka bunker-bunker perlindungan sipil.