Pada 29 Agustus 2025, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Indonesia mengeluarkan persetujuan resmi untuk pendanaan akuisisi kapal induk bekas Angkatan Laut Italia, ITS Giuseppe Garibaldi, melalui pinjaman luar negeri senilai maksimal US$450 juta. Keputusan ini menandai langkah strategis Indonesia dalam memperkuat kemampuan angkatan lautnya dan menuju transformasi menjadi kekuatan blue water navy yang lebih modern dan fleksibel.
Kapal Induk Giuseppe Garibaldi: Sejarah dan Potensi
Diresmikan pada 1985, Giuseppe Garibaldi adalah kapal induk pertama Italia yang dirancang untuk mengoperasikan pesawat sayap tetap. Dengan panjang 180,2 meter dan kecepatan maksimum 30 knot, kapal ini memiliki jangkauan hingga 7.000 mil laut. Setelah pensiun pada 1 Oktober 2024, kapal ini digantikan oleh kapal serbu amfibi ITS Trieste (L9890).
Italia telah menawarkan kapal ini kepada negara-negara mitra, termasuk Indonesia, dengan opsi konversi menjadi kapal serbu helikopter dan kendaraan udara nirawak (UAV). Proposal dari perusahaan galangan kapal Italia, Fincantieri, mencakup modifikasi dek dan sistem untuk mendukung operasi helikopter dan UAV, sesuai dengan kebutuhan TNI AL.
Rencana Pendanaan dan Akuisisi
Dalam surat resmi yang ditujukan kepada Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri BAPPENAS Rachmat Pambudy menetapkan batas maksimal pinjaman luar negeri sebesar US$450 juta untuk akuisisi kapal dan peralatan pendukungnya. Selain itu, BAPPENAS juga menyetujui rencana pengadaan helikopter transportasi dan utilitas baru, dengan batas maksimal pinjaman masing-masing sebesar US$250 juta dan US$300 juta. Rencana ini dimasukkan dalam daftar proyek prioritas yang disetujui untuk pendanaan luar negeri Default.
Implikasi Strategis dan Geopolitik
Akuisisi kapal induk ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk memperkuat posisi strategisnya di kawasan Asia Tenggara dan Samudra Pasifik. Dengan memiliki kapal induk, Indonesia dapat meningkatkan kemampuan proyeksi kekuatan angkatan lautnya, mendukung operasi bantuan kemanusiaan, serta meningkatkan kerja sama dengan negara-negara mitra.
Selain itu, langkah ini juga mencerminkan komitmen Indonesia untuk modernisasi alutsista dan meningkatkan kapasitas pertahanan nasionalnya. Dengan armada yang lebih kuat dan fleksibel, Indonesia diharapkan dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam menjaga stabilitas kawasan dan menghadapi tantangan keamanan yang kompleks.
Tantangan dan Langkah Selanjutnya
Meskipun keputusan pendanaan telah disetujui, proses akuisisi kapal induk ini masih memerlukan negosiasi lebih lanjut dengan pihak Italia, termasuk kesepakatan harga akhir, jadwal pengiriman, serta modifikasi yang diperlukan. Selain itu, Indonesia juga perlu memastikan kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia untuk mengoperasikan kapal induk tersebut secara efektif.
Dengan langkah ini, Indonesia menunjukkan tekadnya untuk memperkuat kemampuan pertahanan nasional dan berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas regional melalui kekuatan angkatan laut yang modern dan profesional.