Latar Belakang
Sejak perang Israel-Hamas meledak kembali secara intensif sejak Oktober 2023, berbagai upaya diplomatik dilakukan untuk menghentikan kekerasan, terutama serangan udara Israel ke Jalur Gaza dan kondisi kemanusiaan yang terus memburuk di daerah itu. Salah satu tokoh sentral dalam usaha perdamaian adalah pemerintah Amerika Serikat di bawah Donald Trump, yang melalui utusan di Timur Tengah—terutama Steve Witkoff—telah menyampaikan serangkaian kerangka gencatan senjata yang melibatkan pertukaran sandera dan tahanan, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan jangka gencatan selama beberapa puluh hari. Reuters+3Deutsche Welle+3The Washington Post+3
Klaim Terbaru dari Hamas
Hamas pada tanggal 27 September 2025 menyatakan bahwa mereka belum menerima proposal terbaru dari Presiden Trump terkait gencatan senjata di Gaza. Reuters
Klaim itu muncul meskipun sebelumnya diberitakan bahwa Amerika Serikat, bersama mediator seperti Mesir dan Qatar, telah menyiapkan proposal yang mencakup beberapa tuntutan, seperti pembebasan sandera warga Israel sebagai imbalan bagi tahanan Palestina, penghentian sebagian operasi militer Israel, dan jaminan bahwa Israel tidak akan melakukan pencaplokan atau pemindahan penduduk. Reuters
Apa yang Terkandung dalam Proposal (Menurut Publikasi)
Beberapa media, mengutip sumber dari Israel dan AS, menyebutkan isi sementara dari proposal itu sebagai berikut:
- Pertukaran tahanan: Hamas membebaskan sandera warga Israel, Israel membebaskan tahanan Palestina. Reuters
- Gencatan senjata sementara dan penarikan bertahap pasukan Israel dari beberapa bagian Gaza City. Reuters
- Ketentuan bahwa Israel tidak akan mencaplok wilayah Gaza atau mendeportasi penduduknya. Reuters
Namun, detail selengkapnya (jumlah sandera, durasi pasti penarikan, mekanisme jaminan) belum disepakati atau diketahui secara publik. Reuters
Mengapa Hamas Mengklaim Belum Menerima Proposal
Analisis terhadap status klaim ini menunjukkan beberapa kemungkinan:
- Perbedaan Persepsi
Ada peluang bahwa apa yang dianggap sebagai “proposal yang diajukan” oleh pemerintah AS dan mediator belum sampai ke pimpinan Hamas dalam bentuk resmi yang dapat mereka setujui atau tolak. Bisa jadi hanya konsep atau draft awal yang masih dirundingkan di antara mediator. - Persyaratan Hamas Belum Dipenuhi
Hamas telah berulang kali menyebut bahwa apapun proposal gencatan senjatanya harus mencakup penghentian perang yang nyata, penarikan penuh pasukan Israel, pembebasan semua tahanan/pengungsi, dan jaminan bahwa Israel mematuhi apa yang telah disepakati. Jika draft proposal belum memenuhi elemen-elemen itu, Hamas mungkin menilai bahwa mereka belum menerima “proposal yang layak.” Reuters+3Al Jazeera+3The Washington Post+3 - Strategi Diplomatik
Menunda pengakuan terhadap adanya proposal bisa jadi bagian dari strategi untuk mempertahankan posisi tawar: menunggu jaminan lebih lanjut, tekanan internasional yang lebih kuat, atau klarifikasi mekanisme implementasi agar tidak ada pemutaran balik dari pihak Israel. - Masalah Komunikasi atau Agen Perantara
Kadang-kadang, proposal diplomatik disampaikan melalui mediator (Mesir, Qatar) dan bukan secara langsung. Jika ada hambatan dalam komunikasi—termasuk keaslian dokumen, bahasa, atau syarat yang disertakan—Hamas mungkin belum menganggapnya sebagai proposal resmi.
Implikasi dari Klaim Ini
- Perlambatan Proses Perdamaian
Jika Hamas belum menerima atau mengakui proposal secara resmi, itu berarti negosiasi belum memasuki fase di mana pembicaraan substantif dapat segera dimulai. Waktu terus berjalan, korban sipil terus bertambah, dan kerusakan infrastruktur makin parah. - Pertanyaan Kepercayaan dan Validitas
Klaim semacam ini dapat memperlihatkan bahwa kepercayaan antara pihak-pihak masih rendah. Baik Israel, AS, dan mediator lainnya perlu memastikan transparansi dan kredibilitas dalam menyusun dan menyampaikan proposal agar bisa diterima secara luas. - Tantangan bagi Mediator
Mediator seperti Qatar dan Mesir harus memainkan peranan ganda: menyusun proposal yang layak diterima oleh Hamas dan sekaligus mendapatkan jaminan dari Israel bahwa syarat-syarat yang ditawarkan akan ditepati. Kegagalan di salah satu sisi bisa menyebabkan negosiasi gagal total. - Dinamika Politik dan Publik
Elemen politik domestik masing-masing pihak (Hamas, pemerintah Israel, AS) bisa memberikan tekanan tambahan. Hamas harus menunjukkan bahwa mereka membela rakyat Palestina dan tidak menyerah begitu saja; sementara Israel dan Trump harus menyeimbangkan antara tuntutan publik akan keamanan dan persoalan diplomatik internasional.