Momen & Konteks
Saat jet Presiden Amerika Serikat mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) pada pagi hari 26 Oktober 2025, Trump disambut oleh Anwar Ibrahim, delegasi Malaysia, serta rombongan penari tradisional dan modern.
Dalam rangkaian upacara tersebut, Trump tampak mengikuti irama musik cakapan sambil mengangkat tangan dan mengayunkan pinggulnya, dengan Anwar di sampingnya yang ikut mengangguk dan sesekali tersenyum — sebuah pemandangan yang kemudian viral di media sosial.
Kutip dari seorang jurnalis lokal:
“Trump dances to ‘Hawaii Five-O’ with Anwar on red carpet …”
Apa Artinya?
Walau sekilas tampak ringan, momen ini punya beberapa dimensi yang menarik:
- Diplomasi dalam bentuk informal: Ketika pemimpin negara memutuskan untuk “turun ke karpet merah” dan ikut menari bersama, mereka menunjukkan bahwa diplomasi tidak selalu serius dan kaku — ada sisi kemanusiaan dan keramahan yang bisa memperkecil jarak antar pemimpin.
- Simbol keakraban antar negara: Anwar Ibrahim sebagai tuan rumah menyambut Trump dengan sangat personal, termasuk menari bersama, yang mengirim pesan bahwa hubungan Malaysia–AS (dan lebih luas, ASEAN–AS) sedang memasuki fase yang lebih dinamis dan fleksibel.
- Publisitas yang menyentuh publik: Momen seperti ini cepat menyebar ke platform media sosial, menciptakan citra yang lebih “ringan” bagi sang pemimpin. Beberapa warganet melihatnya sebagai cara untuk “menjadi manusia” di mata publik, sementara sebagian lain menganggapnya sebagai tindakan “show” yang kurang serius.
Tantangan di Baliknya
Meski tampak menyenangkan, ada beberapa catatan:
- Beberapa pengguna sosial media mencemooh gaya menari Trump sebagai “over the top” atau “mencari perhatian”. mint
- Di tengah sorotan atas isu besar seperti hubungan dagang AS-ASEAN, konflik regional, dan masalah keamanan, momen tari ini bisa dilihat sebagai pengalih perhatian — atau justru memperkuat bahwa “hubungan antar negara juga butuh elemen manusiawi”.
- Bagi Malaysia dan ASEAN, menampilkan momen santai seperti ini adalah keberanian: tuan rumah harus menyeimbangkan antara menjalankan protokoler resmi dan menciptakan suasana yang akrab bagi tamu-tinggi.