Jakarta – Langkah diplomasi Indonesia kembali menunjukkan tajinya di panggung internasional. Selebgram asal Indonesia berinisial AP akhirnya mendapat amnesti dari Pemerintah Myanmar setelah sempat mendekam di penjara akibat kasus dugaan pelanggaran hukum di negara tersebut. Pembebasan ini menjadi bukti nyata dari efektivitas pendekatan diplomasi tenang yang dijalankan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi.
AP ditangkap pada awal tahun ini di Yangon setelah terlibat dalam aktivitas yang dinilai melanggar hukum setempat. Meski awalnya kasus ini tak banyak mendapat sorotan publik, tekanan dari warganet Indonesia yang menuntut perlindungan terhadap WNI membuat isu ini mengemuka dan menjadi perhatian nasional.
Namun alih-alih memilih jalur diplomasi terbuka yang berisik, Retno Marsudi memilih pendekatan sebaliknya—diplomasi senyap. Selama berbulan-bulan, komunikasi intensif dilakukan antara perwakilan Indonesia di Myanmar dengan otoritas setempat. Tidak hanya mengandalkan jalur formal, pendekatan kultural dan personal turut menjadi kunci dalam membuka pintu kompromi.
“Ini hasil kerja senyap, konsisten, dan penuh kesabaran,” ujar seorang sumber diplomatik yang tak ingin disebutkan namanya. “Menlu Retno langsung memantau kasus ini, memastikan bahwa seluruh jalur ditempuh, termasuk membangun kepercayaan dengan pemerintah Myanmar yang saat ini sangat selektif dalam merespons isu internasional.”
Keberhasilan ini bukan kali pertama Retno Marsudi menunjukkan kapasitasnya dalam diplomasi pelindungan WNI. Dalam beberapa kasus sebelumnya, ia juga berhasil membawa pulang WNI dari kawasan konflik atau menghadapi hukuman berat di luar negeri.
Pengumuman pembebasan AP dilakukan secara resmi pada Sabtu malam oleh otoritas Myanmar sebagai bagian dari kebijakan amnesti terbatas untuk sejumlah tahanan asing. Dalam daftar tersebut, nama AP termasuk di antaranya.
Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataannya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Myanmar atas kerja sama dan respons positif terhadap upaya diplomatik Indonesia. Mereka juga menekankan pentingnya WNI untuk selalu menaati hukum dan norma yang berlaku di negara tempat mereka berada.
Sementara itu, keluarga AP mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih mendalam. “Kami tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih kepada Ibu Menlu dan seluruh tim yang telah berjuang dalam diam. Kami sangat bersyukur AP akhirnya bisa kembali ke rumah,” ujar salah satu anggota keluarga dalam pernyataan singkatnya kepada media.
Kasus ini kembali menggarisbawahi pentingnya keberadaan negara bagi warganya di luar negeri. Lebih dari sekadar kebijakan, diplomasi yang dilakukan secara strategis, tenang, dan penuh perhitungan terbukti jauh lebih ampuh daripada pendekatan konfrontatif.
Keberhasilan ini juga menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk terus memperkuat posisinya sebagai aktor diplomasi regional yang tidak hanya vokal, tetapi juga efektif dalam melindungi warganya.