Tahun 2025 menandai babak baru dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis. Kedua negara telah menandatangani serangkaian kesepakatan strategis yang mencakup sektor pertahanan, energi, pendidikan, infrastruktur, dan perdagangan. Langkah ini menunjukkan komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang demi kemajuan dan stabilitas kawasan.
1. Kerja Sama Pertahanan: Modernisasi Alutsista dan Transfer Teknologi
Dalam kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Jakarta pada Mei 2025, Indonesia dan Prancis menandatangani lebih dari selusin perjanjian di sektor pertahanan. Kesepakatan tersebut mencakup:
- Pembelian 42 jet tempur Dassault Rafale, dengan pengiriman pertama dijadwalkan pada awal 2026.
- Pengadaan dua kapal selam Scorpene Evolved yang dirancang oleh Naval Group
- Pembelian 13 sistem radar Thales, lima di antaranya akan dipasang di ibu kota baru Indonesia, Nusantara.
Kesepakatan ini juga mencakup surat pernyataan niat untuk kerja sama strategis di bidang sistem senjata dan produksi bersama, termasuk transfer teknologi untuk mendukung industri pertahanan dalam negeri.
2. Energi dan Transisi Hijau: Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Prancis dan Uni Eropa memberikan hibah sebesar €14,7 juta (sekitar Rp249 miliar) kepada Indonesia melalui program Indonesia Energy Transition Facility (IETF). Dana ini bertujuan mendukung transisi energi Indonesia menuju masa depan rendah karbon, sebagai bagian dari kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP).
Selain itu, PT PLN (Persero) dan Hydrogen de France (HDF Energy) sepakat untuk mengembangkan proyek hidrogen hijau di Sumba, yang diharapkan menjadi model percontohan dalam produksi energi bersih dan pupuk rendah karbon.
3. Percepatan Perjanjian Ekonomi: IEU-CEPA dan Aksesi OECD
Indonesia dan Prancis sepakat untuk mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang telah berlangsung selama sembilan tahun dengan 19 putaran negosiasi. Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor dan kemudahan investasi antara Indonesia dan Uni Eropa.
Prancis juga menyatakan dukungannya terhadap proses aksesi Indonesia menjadi anggota penuh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), yang akan memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi global.
4. Pendidikan dan Riset: Membangun Kapasitas SDM
Kedua negara memperbarui perjanjian kerja sama di bidang pendidikan tinggi dan riset, yang mencakup:
- Pertukaran mahasiswa, dosen, dan ilmuwan muda.
- Program gelar ganda dan pengembangan kurikulum bersama.
- Proyek penelitian dan inovasi ilmiah bersama.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperkuat kolaborasi akademik antara Indonesia dan Prancis.
5. Infrastruktur dan Transportasi: Mendorong Pembangunan Berkelanjutan
Kerja sama strategis juga terjalin dalam pembangunan infrastruktur dan transportasi berkelanjutan, termasuk:
- Pengembangan transportasi massal multimoda di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Denpasar.
- Pembangunan kawasan Transit Oriented Development (TOD) di wilayah metropolitan.
- Produksi suku cadang pesawat, seperti ban dan rem, untuk mendukung industri penerbangan nasional.
Kerja sama ini juga mencakup program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor transportasi.