Jakarta, 21 Mei 2025 — Dalam ajang bergengsi World of Coffee (WOC) 2025 yang tahun ini digelar di Jakarta, Starbucks tampil menonjol bukan hanya sebagai jaringan kedai kopi global, tetapi juga sebagai mitra yang merayakan kekayaan warisan kopi Indonesia. Melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi dengan petani lokal, Starbucks menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan dan pelestarian cita rasa khas Nusantara.
Di tengah gemerlap stan internasional dari berbagai penjuru dunia, booth Starbucks tampil dengan konsep yang membumi: mengusung tema “Celebrating Indonesia’s Coffee Heritage,” pengunjung disambut dengan aroma kopi dari Sumatra, Sulawesi, dan Flores yang diseduh langsung oleh barista bersertifikat dari program pelatihan lokal Starbucks Farmer Support Center di Sumatra Utara.
Lebih dari Sekadar Branding
Apa yang ditampilkan Starbucks bukan semata strategi pemasaran. Perusahaan ini telah menjalin kerja sama dengan petani Indonesia selama lebih dari dua dekade. Program Coffee and Farmer Equity (C.A.F.E.) Practices yang mereka jalankan, telah melibatkan ribuan petani kecil di wilayah Aceh Gayo, Toraja, dan Kintamani.
“Indonesia bukan hanya sumber kopi berkualitas tinggi bagi kami, tapi juga bagian penting dari cerita global Starbucks,” ujar Sara Trilling, presiden Starbucks Asia Pasifik, dalam sesi diskusi di panggung utama WOC 2025. “Kami merasa terhormat bisa merayakan budaya kopi Indonesia di negara asalnya sendiri.”
Highlight di World of Coffee 2025
Salah satu momen yang paling menarik perhatian pengunjung adalah peluncuran edisi terbatas Starbucks Reserve® Indonesia Heritage Blend, campuran biji kopi single-origin dari Sumatra, Jawa Barat, dan Bali. Setiap cangkir kopi tak hanya membawa profil rasa yang kompleks—mulai dari aroma earthy khas Sumatra hingga nuansa citrus dari Bali—tetapi juga kisah di balik setiap proses panen dan pengolahan yang dilakukan secara tradisional.
Starbucks juga mengadakan sesi cupping (uji cita rasa kopi) terbuka, menghadirkan master roaster asal Seattle dan petani kopi dari Takengon. Interaksi langsung ini menjadi jembatan edukasi bagi para pecinta kopi internasional tentang proses panjang dan penuh dedikasi di balik secangkir kopi Indonesia.
Mendorong Regenerasi Petani Muda
Tak hanya berbicara tentang kopi, Starbucks turut menyoroti pentingnya regenerasi petani. Dalam sesi panel bertajuk “Farming the Future,” perusahaan memaparkan program pembinaan generasi muda di komunitas kopi, termasuk pelatihan keterampilan agrikultur modern dan penguatan akses pasar.
“Kami percaya masa depan kopi Indonesia ada di tangan anak-anak muda yang mau kembali ke desa dengan pengetahuan baru dan semangat baru,” kata Andi Sutrisno, manajer operasional Starbucks Farmer Support Center di Berastagi.
Dampak Lebih Luas untuk Industri Kopi Nasional
Partisipasi aktif Starbucks dalam WOC 2025 turut memberikan angin segar bagi industri kopi nasional. Kehadiran mereka bukan hanya memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar dunia, tetapi juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara petani lokal dan pelaku industri global dalam membangun ekosistem kopi yang berkelanjutan.
Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Rahmat Hidayat, menyambut baik langkah ini. “Starbucks menunjukkan bahwa brand global pun bisa hadir dengan hati di tingkat akar rumput. Ini bisa jadi model bagi perusahaan lain yang ingin berinvestasi di sektor kopi Indonesia.”
Akhir Kata: Dari Nusantara untuk Dunia
World of Coffee 2025 menjadi panggung di mana kopi Indonesia bukan sekadar komoditas, melainkan bagian dari identitas budaya yang diangkat dengan penuh hormat. Dalam langkah-langkah kecil seperti memperkenalkan petani ke pasar global, hingga inisiatif besar seperti konservasi varietas lokal, Starbucks memainkan peran penting dalam menyambung tradisi dan inovasi.
Dan tahun ini, Jakarta bukan hanya menjadi tuan rumah pameran kopi dunia—tapi juga tempat di mana dunia belajar mencintai kopi Indonesia, seteguk demi seteguk.