Skip to content

SR

Berita Viral Terbaru 2025 Update selalu dan bisa melakukan comment atau tanya jawab kita pasti cari tau semuanya

Menu
  • Beranda
  • Kebijakan Privasi
Menu

Kiai Abbas Buntet Cirebon: Ulama Pejuang yang Layak Menjadi Pahlawan Nasional

Posted on 18/05/2025

Di tengah hiruk-pikuk perjuangan fisik dan diplomatik menjelang dan pasca kemerdekaan Indonesia, nama Kiai Abbas Buntet dari Cirebon mungkin belum setenar para tokoh nasional lainnya. Namun, di balik kesahajaan dan keteguhan sosoknya, tersimpan peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa. Kini, setelah sekian dekade, muncul desakan agar ulama karismatik asal Pesantren Buntet, Kabupaten Cirebon ini, diangkat menjadi Pahlawan Nasional.

Ulama yang Mengangkat Senjata

Lahir sekitar tahun 1879, Kiai Abbas adalah putra dari Kiai Muhammad dan cucu dari Kiai Abdul Jamil, pendiri Pesantren Buntet yang sudah berdiri sejak abad ke-18. Dibesarkan dalam tradisi pesantren yang kental, Kiai Abbas dikenal luas bukan hanya karena kedalaman ilmu agamanya, tetapi juga ketegasannya dalam membela tanah air.

Peran Kiai Abbas dalam perjuangan kemerdekaan paling mencolok saat agresi militer Belanda II tahun 1947. Di usia senjanya, ia memimpin ratusan santri dan laskar rakyat dari Cirebon dalam pertempuran di Ambarawa, Jawa Tengah, bergabung bersama para pejuang dari berbagai daerah. Dengan semangat jihad fi sabilillah, Kiai Abbas tidak ragu memimpin langsung perlawanan bersenjata melawan tentara kolonial.

Menurut berbagai sumber, sebelum keberangkatan ke medan tempur, Kiai Abbas menggelar istigasah dan memberikan fatwa bahwa melawan penjajahan adalah bagian dari kewajiban agama. Ia mempersatukan kekuatan santri dan rakyat biasa di bawah satu semangat: membela tanah air adalah bagian dari ibadah.

Jejak yang Mengakar di Masyarakat

Kiai Abbas bukan hanya pejuang bersenjata, tetapi juga penggerak pendidikan dan moral masyarakat. Di bawah kepemimpinannya, Pesantren Buntet menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang tidak hanya menanamkan ilmu agama, tapi juga nilai-nilai kebangsaan. Banyak santri yang kemudian menjadi tokoh penting di daerahnya masing-masing, melanjutkan perjuangan Kiai Abbas dalam bentuk yang lebih damai — melalui dakwah, pendidikan, dan sosial.

Pesantren Buntet hingga kini masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu pesantren tertua di Indonesia. Warisan intelektual dan spiritual Kiai Abbas terus hidup dalam keseharian masyarakat, terutama di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Usulan Gelar Pahlawan Nasional

Beberapa tahun terakhir, desakan agar pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Kiai Abbas semakin menguat. Dukungan datang dari berbagai elemen, termasuk keluarga besar pesantren, tokoh masyarakat, sejarawan, hingga pemerintah daerah. Mereka menilai bahwa kontribusi Kiai Abbas dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan karakter bangsa layak mendapat pengakuan di tingkat nasional.

“Kiai Abbas bukan hanya pejuang lokal, ia adalah bagian dari denyut nadi perjuangan nasional,” ujar salah satu tokoh NU Cirebon dalam sebuah seminar sejarah. “Pengakuan terhadap beliau adalah pengakuan terhadap peran kaum santri dalam sejarah Indonesia.”

Berbagai dokumen dan bukti sejarah telah disiapkan untuk melengkapi proses pengusulan, termasuk arsip pertempuran, catatan kesaksian, dan literatur yang membahas peran penting beliau dalam melawan kolonialisme.

Mengingat Kiai Abbas, Mengingat Jati Diri Bangsa

Kisah Kiai Abbas Buntet bukan sekadar nostalgia sejarah. Ia adalah pengingat bahwa perjuangan bangsa ini tidak hanya digerakkan oleh para diplomat dan tentara, tetapi juga oleh para ulama dan santri yang mengabdikan hidupnya untuk kemerdekaan.

Pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk Kiai Abbas adalah bentuk penghormatan kepada nilai-nilai perjuangan yang berakar dari moral, keikhlasan, dan ketulusan — sesuatu yang kini kian langka dalam kehidupan berbangsa.

Kini, bangsa ini tinggal menunggu, apakah negara akan menyambut desakan tersebut dan menempatkan Kiai Abbas di antara deretan tokoh yang telah lebih dulu mendapat gelar Pahlawan Nasional. Apapun hasilnya, nama Kiai Abbas Buntet akan selalu hidup dalam sanubari umat — sebagai ulama, pejuang, dan teladan.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Desak Akhiri Perang Ukraina, Trump Janji Telepon Putin Hari Senin Jika Terpilih
  • India Akan Kembali Cantumkan Kasta di Sensus Nasional Setelah 94 Tahun: Babak Baru dalam Politik Identitas
  • Polri Ajak Masyarakat Lawan Premanisme: Laporkan ke 110, Tak Perlu Takut
  • Guru Besar UI Soal Kasino Legal di RI: Belajar dari UEA dan Malaysia, Negara Muslim yang Maju
  • Kiai Abbas Buntet Cirebon: Ulama Pejuang yang Layak Menjadi Pahlawan Nasional

Recent Comments

  1. AmandadrYcleb mengenai Fenomena “No Viral No Justice”

Archives

  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025

Categories

  • china
  • fashion
  • glodok plaza
  • hukum
  • jepang
  • kebakaran
  • korea
  • los angeles
  • makanan
  • petugas bandara
  • prabowo
  • Selebgram
  • sogok
  • tempat wisata
  • turis
  • Uncategorized
©2025 SR | Design: Newspaperly WordPress Theme