Skip to content

SR

Berita Viral Terbaru 2025 Update selalu dan bisa melakukan comment atau tanya jawab kita pasti cari tau semuanya

Menu
  • Beranda
  • Kebijakan Privasi
Menu

Perempuan Inspirator: Zita Anjani, Marie Montessori, dan Sang Ibu

Posted on 17/05/2025

Di tengah dinamika zaman yang terus berubah, selalu muncul sosok-sosok perempuan yang menyalakan obor inspirasi dengan caranya masing-masing. Mereka bukan sekadar simbol emansipasi, melainkan kekuatan yang menggerakkan perubahan dari akar hingga puncak. Tiga sosok perempuan ini—Zita Anjani, Marie Montessori, dan seorang ibu yang tak dikenal dunia tapi paling dikenal oleh anaknya—berdiri di lintas zaman dan ruang, namun bersatu dalam benang merah: keteguhan hati, cinta pada sesama, dan keberanian untuk berbeda.

Zita Anjani: Politik yang Menyentuh Nurani

Zita Anjani barangkali bukan nama yang asing dalam kancah politik Indonesia. Sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dan politisi muda dari Partai Amanat Nasional, Zita muncul bukan hanya dengan kecakapan dalam menyusun kebijakan, tetapi juga dengan pendekatan humanis yang jarang ditemui dalam dunia politik yang keras. Di balik jas dan podium, Zita adalah potret perempuan modern yang tetap menjunjung nilai kekeluargaan, pendidikan, dan keberpihakan pada mereka yang rentan.

Ketika banyak politisi terjebak dalam wacana elitis, Zita memilih untuk turun ke akar. Ia terlibat dalam berbagai inisiatif yang berkaitan dengan pendidikan anak, kesehatan ibu, dan pemuda marginal. Pendekatannya yang inklusif membuatnya diterima bukan hanya sebagai legislator, tetapi juga sebagai penggerak komunitas.

Zita bukan hanya menginspirasi karena kedudukannya, tapi karena ia berani menjadi suara bagi mereka yang tak terdengar.

Marie Montessori: Mendidik dengan Cinta dan Logika

Lebih dari seratus tahun yang lalu, di Italia yang penuh gejolak, seorang perempuan tampil menentang arus. Marie Montessori, seorang dokter dan pendidik, menawarkan gagasan revolusioner bahwa anak-anak harus dididik dengan pendekatan individual, bukan melalui paksaan. Dunia pada masa itu belum siap untuk menerima seorang perempuan di ruang akademik, apalagi yang membawa gagasan radikal.

Namun Montessori tak gentar. Ia membangun metode pendidikan yang menekankan kemandirian, kebebasan dalam batas, dan rasa hormat terhadap perkembangan psikologis anak. Metode Montessori kini telah digunakan di ribuan sekolah di seluruh dunia dan menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan anak usia dini.

Lebih dari sekadar seorang ilmuwan, Montessori adalah ibu spiritual bagi generasi yang ingin berpikir bebas, belajar dengan bahagia, dan tumbuh dengan empati.

Sang Ibu: Inspirasi yang Tak Mencari Sorot Lampu

Di balik Zita Anjani, Marie Montessori, dan setiap tokoh besar di dunia ini, selalu ada sosok ibu—perempuan sederhana yang mungkin tak dikenal oleh dunia, tapi dikenal oleh hati anak-anaknya. Ia tidak menulis buku, tidak berpidato di mimbar politik, bahkan mungkin tak pernah mendapat penghargaan. Namun ia menanam benih nilai yang kemudian tumbuh menjadi pohon gagasan, perjuangan, dan cinta.

Ibu mengajarkan keberanian bukan dari ceramah, tapi dari keteladanan. Ia menunjukkan kesabaran bukan melalui kata, tapi dari bagaimana ia menghadapi hidup yang keras dengan senyum lembut. Ia adalah orang pertama yang percaya ketika dunia masih meragukan. Ia adalah rumah ketika dunia terasa asing.

Tak berlebihan jika dikatakan bahwa di setiap perempuan hebat, ada perempuan lain yang lebih dulu mengajarkannya cara berdiri.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Ian Wilson: Membaca Hercules dan GRIB Jaya dalam Lanskap Politik Indonesia
  • Lonjakan COVID-19 di Hong Kong: 30 Kematian dalam Empat Pekan, Warga Diminta Waspada
  • James Comey dan Kontroversi ‘8647’: Antara Simbolisme dan Tuduhan Serius
  • Megawati Kumpulkan Kepala Daerah PDIP di Sekolah Partai: Bukan Sekadar Konsolidasi
  • Perempuan Inspirator: Zita Anjani, Marie Montessori, dan Sang Ibu

Recent Comments

  1. AmandadrYcleb mengenai Fenomena “No Viral No Justice”

Archives

  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025

Categories

  • china
  • fashion
  • glodok plaza
  • hukum
  • jepang
  • kebakaran
  • korea
  • los angeles
  • makanan
  • petugas bandara
  • prabowo
  • Selebgram
  • sogok
  • tempat wisata
  • turis
  • Uncategorized
©2025 SR | Design: Newspaperly WordPress Theme