Jepang kembali diguncang aktivitas seismik pada Senin malam waktu setempat. Gempa berkekuatan magnitudo 6,9 yang berpusat di wilayah pesisir timur laut negara itu memicu tsunami kecil yang sempat menyentakkan warga di sepanjang garis pantai.
Badan Meteorologi Jepang melaporkan bahwa guncangan kuat terasa di beberapa prefektur, terutama di daerah yang berdekatan dengan Samudra Pasifik. Meski tidak merusak bangunan secara signifikan, gempa tersebut memicu gelombang setinggi sekitar 30 hingga 60 sentimeter yang menyapu sebagian zona pesisir.
Sirene peringatan tsunami langsung menggelegar tak lama setelah guncangan berhenti. Warga diminta menjauh dari pantai dan berkumpul di titik evakuasi yang sudah ditentukan. Di beberapa kota kecil, masyarakat terlihat bergerak cepat—sebuah refleks alami setelah pengalaman pahit tsunami-tsunami besar yang pernah melanda Jepang.
Petugas penjaga pantai melaporkan bahwa gelombang kecil tersebut tiba beberapa menit setelah peringatan dikeluarkan. Ombaknya tidak terlalu tinggi, namun cukup kuat untuk menggeser perahu-perahu kecil yang terikat longgar di pelabuhan. Tak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan besar hingga saat ini.
Meski demikian, otoritas setempat tetap mengimbau masyarakat tetap waspada. Jepang berada di Cincin Api Pasifik, kawasan yang terkenal aktif secara tektonik, sehingga gempa susulan bukan hal yang mengejutkan. Tim peneliti dari berbagai universitas juga mulai memantau pergeseran lempeng di area episentrum untuk memastikan tidak ada potensi ancaman lanjutan.
Di Tokyo, pemerintah pusat menyampaikan apresiasi atas respons cepat masyarakat. Kesiagaan yang tinggi dianggap sebagai kunci utama meminimalisir risiko dalam setiap bencana alam.
Tsunami kecil ini menjadi pengingat betapa rapuhnya kehidupan di wilayah rawan gempa, namun juga menunjukkan kemampuan Jepang untuk tetap tangguh menghadapi fenomena alam yang datang tanpa peringatan panjang.