Paus Leo XIV memimpin prosesi kanonisasi tujuh individu dari berbagai belahan dunia di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Acara ini dihadiri oleh sekitar 55.000 umat Katolik dan disiarkan langsung ke seluruh dunia, menandai tonggak penting dalam sejarah Gereja Katolik.
🌍 Tujuh Santo Baru dari Empat Benua
Kanonisasi kali ini mencakup tujuh orang kudus dari empat benua, mencerminkan semangat universalitas Gereja. Tiga di antaranya adalah wanita, dua pendiri tarekat religius, dua martir, dan tiga awam. Berikut adalah para santo baru yang diumumkan:
1. José Gregorio Hernández (Venezuela)
Dikenal sebagai “dokter orang miskin”, Hernández mengabdikan hidupnya untuk merawat kaum papa di Caracas pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Ia wafat pada tahun 1919 saat membantu seorang wanita yang membutuhkan. Kanonisasi Hernández menjadi santo pertama dari Venezuela dan simbol harapan di tengah krisis ekonomi dan politik negara tersebut. AP News
2. Maria Troncatti (Italia/Peru)
Seorang biarawati asal Italia, Troncatti mendirikan Kongregasi Putri Penolong Orang Sakit di Peru. Ia dikenal karena dedikasinya dalam merawat orang sakit dan lansia, serta kontribusinya dalam pendidikan di daerah-daerah terpencil.
3. Vincenza Maria Poloni (Italia)
Poloni adalah seorang biarawati asal Italia yang mendirikan Kongregasi Suster-suster Belas Kasih Verona. Ia mengabdikan hidupnya untuk merawat orang miskin, sakit, dan lansia, serta mendirikan sekolah dan panti asuhan.
4. Bartolo Longo (Italia)
Longo mengalami konversi dramatis dari seorang imam Satanis menjadi seorang Katolik yang taat. Ia dikenal sebagai “Apostel Rosario” karena dedikasinya dalam mempromosikan doa Rosario dan mendirikan tempat ziarah di Pompeii. Selain itu, ia juga mendirikan sekolah dan panti asuhan untuk anak-anak dari keluarga narapidana.
5. Ignatius Choukrallah Maloyan (Turki)
Maloyan adalah seorang uskup Katolik Armenia yang dieksekusi selama genosida Armenia pada tahun 1915 karena menolak untuk mengingkari imannya. Ia dikenal karena keberaniannya dalam mempertahankan keyakinan Kristen di tengah penganiayaan.
6. Peter To Rot (Papua Nugini)
To Rot adalah seorang katekis awam dari Papua Nugini yang menjadi martir selama pendudukan Jepang pada Perang Dunia II. Ia dihukum mati karena menolak untuk menghentikan pelayanan keagamaan kepada umat Katolik di wilayahnya. Kanonisasi To Rot menjadikannya santo pertama dari Papua Nugini. Catholic News Agency
7. Mother María Carmen Rendiles Martínez (Venezuela)
Rendiles Martínez adalah seorang biarawati asal Venezuela yang mendirikan Kongregasi Suster-suster Budak Yesus. Ia dikenal karena dedikasinya dalam melayani orang miskin dan sakit, serta kontribusinya dalam pendidikan dan pelayanan sosial di Venezuela.
✝️ Makna Kanonisasi
Kanonisasi tujuh individu ini menegaskan bahwa kesucian dapat ditemukan dalam berbagai bentuk kehidupan: dari seorang dokter yang melayani orang miskin hingga seorang martir yang mempertahankan imannya di tengah penganiayaan. Paus Leo XIV menekankan bahwa kesucian bukan hanya milik mereka yang hidup di biara atau gereja, tetapi juga mereka yang melayani sesama dalam kehidupan sehari-hari.