Kyiv – Gelombang serangan udara terbaru Rusia kembali menghantam Ukraina dan menimbulkan kerusakan parah di sejumlah kota besar. Sedikitnya tiga orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka setelah lebih dari 40 rudal balistik dan jelajah ditembakkan ke berbagai target pada Sabtu dini hari waktu setempat.
Kementerian Pertahanan Ukraina menyebut serangan tersebut sebagai salah satu yang paling masif dalam beberapa bulan terakhir. Ledakan terdengar hampir bersamaan di Kyiv, Dnipro, hingga wilayah Odesa. Alarm serangan udara berkumandang sejak tengah malam, membuat warga berbondong-bondong mencari perlindungan di bunker bawah tanah.
Korban dan Kerusakan
Menurut keterangan resmi otoritas setempat, tiga korban jiwa tercatat di wilayah Dnipropetrovsk setelah rudal menghantam kawasan permukiman. Selain itu, lebih dari 20 orang mengalami luka serius akibat pecahan bom dan reruntuhan bangunan.
Di Kyiv, sejumlah infrastruktur energi kembali menjadi sasaran. Ledakan besar merusak jaringan listrik, menyebabkan pemadaman di beberapa distrik ibu kota. Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan kepulan asap tebal membumbung ke langit serta gedung-gedung apartemen yang jendelanya hancur berkeping-keping.
“Rusia berusaha mematahkan semangat rakyat kami dengan teror udara, namun Ukraina akan terus bertahan,” ujar Presiden Volodymyr Zelensky dalam pernyataan singkatnya melalui Telegram. Ia juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban dan menegaskan bahwa setiap rudal akan menjadi bukti baru kejahatan perang Moskow.
Respons Rusia
Sementara itu, media pemerintah Rusia melaporkan bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan fasilitas militer dan industri yang disebut “terkait dengan produksi senjata Barat.” Namun klaim ini tidak dapat diverifikasi secara independen.
Serangan udara dengan skala besar telah menjadi pola berulang dalam perang yang memasuki tahun ketiganya. Pakar menilai, Moskow mencoba menekan Ukraina menjelang musim dingin dengan menargetkan pasokan listrik dan pemanas, agar kehidupan sehari-hari masyarakat lumpuh.
Dukungan Internasional
Gelombang serangan kali ini juga memicu respons internasional. Uni Eropa dan Amerika Serikat mengecam keras aksi Rusia. Washington menyatakan akan mempercepat pengiriman sistem pertahanan udara tambahan ke Kyiv, termasuk rudal Patriot dan NASAMS.
“Serangan membabi buta terhadap warga sipil hanya akan memperkuat tekad kami untuk mendukung Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam konferensi pers di New York.
Situasi di Lapangan
Hingga Minggu pagi, tim penyelamat masih berupaya mencari korban yang kemungkinan terjebak di bawah reruntuhan. Palang Merah Ukraina juga membuka pos darurat untuk menyalurkan makanan, obat-obatan, dan selimut kepada warga yang rumahnya hancur.
Meski sudah terbiasa hidup dalam bayang-bayang perang, serangan kali ini kembali menegaskan rapuhnya keamanan Ukraina. Suara sirene dan dentuman ledakan menjadi pengingat bahwa konflik masih jauh dari kata usai.