Ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela kembali meningkat. Terbaru, militer AS mengonfirmasi pengerahan jet tempur siluman F-35 ke pangkalan udara di Puerto Rico, wilayah persemakmuran Amerika di Karibia. Langkah ini dipandang sebagai sinyal kuat bahwa Washington tidak tinggal diam menghadapi manuver politik dan militer Caracas yang belakangan semakin berani menantang pengaruh AS di kawasan.
Latar Belakang Ketegangan
Hubungan AS–Venezuela sudah lama tegang, terutama sejak Washington menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap pemerintahan Nicolás Maduro. Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan meningkat setelah Venezuela memperkuat hubungan dengan Rusia dan Iran, dua negara yang kerap berseberangan dengan kepentingan AS.
Selain itu, Venezuela juga mempercepat modernisasi militernya, termasuk latihan gabungan dengan negara-negara yang dianggap rival Amerika. Situasi ini membuat Pentagon memandang perlu menambah kehadiran militer di kawasan Karibia.
Pengerahan F-35 ke Puerto Rico
Jet tempur F-35 Lightning II yang dikenal sebagai pesawat tempur generasi kelima dengan teknologi siluman, radar canggih, serta kemampuan tempur multirole, kini ditempatkan di Muñiz Air National Guard Base di San Juan, Puerto Rico.
Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS menyebut pengerahan ini sebagai bagian dari “operasi rutin untuk menjaga stabilitas regional.” Namun analis menilai, langkah ini jelas ditujukan untuk menunjukkan dominasi udara AS sekaligus memberi tekanan psikologis pada Venezuela.
“Puerto Rico dipilih karena lokasinya strategis, dekat dengan Laut Karibia, dan bisa menjangkau wilayah operasi dengan cepat,” kata seorang pengamat militer yang dikutip media internasional.
Reaksi Venezuela
Pemerintah Venezuela langsung mengecam langkah AS. Menteri Pertahanan Venezuela menyebut pengerahan F-35 sebagai provokasi yang mengancam kedaulatan regional. Caracas menegaskan bahwa pihaknya tidak akan gentar dan siap mempertahankan wilayahnya dari “setiap upaya intimidasi asing.”
Di sisi lain, media pro-pemerintah Venezuela menggambarkan langkah AS sebagai bukti kegelisahan Washington terhadap meningkatnya pengaruh Venezuela di Amerika Latin, khususnya setelah Caracas berhasil memperkuat aliansi energi dan militer dengan beberapa negara tetangga.
Kekhawatiran Regional
Negara-negara di Karibia dan Amerika Selatan khawatir eskalasi ini bisa memicu konflik terbuka. Beberapa pemerintahan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan mengedepankan jalur diplomasi.
Namun, di tingkat diplomatik, hubungan AS–Venezuela tampak sulit dipulihkan dalam waktu dekat. Kedua negara sama-sama mengklaim memiliki legitimasi moral dan politik, sehingga setiap langkah militer berpotensi memperlebar jurang perbedaan.
Bayangan Perang Dingin Baru
Banyak pengamat menilai situasi ini sebagai bagian dari “Perang Dingin baru” di Amerika Latin. Venezuela yang didukung Rusia, Tiongkok, dan Iran menjadi kutub penyeimbang bagi pengaruh AS, sementara Washington berusaha mempertahankan hegemoninya di kawasan.
Pengerahan F-35 ke Puerto Rico pun tidak bisa dianggap sekadar latihan militer. Ini adalah pesan bahwa AS siap menggunakan kekuatan penuh jika Venezuela melangkah terlalu jauh. Namun, apakah langkah ini akan mencegah konflik atau justru mempercepat konfrontasi terbuka, masih menjadi pertanyaan besar.