Kopenhagen – Perdana Menteri Denmark melontarkan kritik keras kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang dianggap sebagai “biang masalah” dalam kebuntuan diplomasi dan eskalasi konflik di Gaza. Pernyataan itu bukan hanya menjadi headline di Eropa, tetapi juga memicu wacana serius mengenai kemungkinan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Israel.
Netanyahu Disorot Sebagai Penghambat Perdamaian
Dalam pidatonya di parlemen Denmark, sang perdana menteri menegaskan bahwa upaya gencatan senjata dan diplomasi internasional terus terhenti lantaran sikap keras Netanyahu. Ia menilai kebijakan pemerintah Israel saat ini tidak hanya memperburuk penderitaan warga sipil Palestina, tetapi juga merusak stabilitas kawasan Timur Tengah.
“Netanyahu bukan bagian dari solusi. Justru ia adalah bagian utama dari masalah yang membuat konflik ini terus berlarut,” tegasnya. Ucapan itu disambut riuh tepuk tangan anggota parlemen yang sejak lama mendesak kebijakan luar negeri lebih tegas terhadap Israel.
Desakan Sanksi di Uni Eropa
Pernyataan keras tersebut datang di tengah meningkatnya tekanan dari publik Eropa. Gelombang demonstrasi di Kopenhagen, Berlin, Paris, hingga Brussel menuntut adanya sanksi nyata terhadap Israel, terutama embargo senjata dan pembatasan hubungan dagang.
Uni Eropa selama ini berhati-hati dalam mengambil langkah karena perbedaan pandangan di antara negara anggota. Namun, komentar tajam dari pemimpin Denmark diyakini bisa menggeser perimbangan politik, mendorong lebih banyak negara berani bersuara lantang.
Seorang diplomat Eropa di Brussel menuturkan, “Ketika negara-negara Nordik mulai menggunakan bahasa keras, itu pertanda ada perubahan suasana. Tekanan sanksi kini semakin sulit dihindari.”
Reaksi dari Israel
Pemerintah Israel segera merespons dengan menyebut pernyataan PM Denmark sebagai “tidak bertanggung jawab dan menyesatkan.” Kantor Netanyahu menegaskan bahwa Israel hanya melindungi diri dari serangan roket dan ancaman kelompok militan.
Namun, retorika itu tidak meredam kritik internasional. Justru semakin banyak analis yang menilai Netanyahu kini semakin terisolasi di panggung global.
Suara Solidaritas untuk Palestina
Di Denmark sendiri, dukungan publik terhadap Palestina terus meningkat. Organisasi masyarakat sipil, LSM kemanusiaan, hingga kalangan akademisi menyerukan agar pemerintah mengambil langkah lebih nyata, bukan sekadar kecaman.
“Kami tidak bisa hanya berdiri diam sementara rakyat Gaza dihancurkan. Sanksi adalah bahasa yang paling dimengerti Netanyahu,” kata seorang aktivis HAM dalam aksi solidaritas di Kopenhagen.