Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran kembali memuncak setelah muncul laporan bahwa militer AS telah melancarkan serangan terarah terhadap tiga situs nuklir penting milik Iran. Langkah berani Washington ini disebut sebagai respons atas dugaan provokasi balistik yang dilakukan oleh Teheran beberapa pekan terakhir di kawasan Teluk. Meskipun belum ada pengakuan resmi dari kedua pihak, sejumlah sumber intelijen independen dan citra satelit memperkuat dugaan bahwa tiga fasilitas nuklir strategis Iran menjadi sasaran utama.
Berikut adalah tiga situs yang dikabarkan menjadi target dalam serangan tersebut:
1. Fasilitas Fordow – Qom
Terletak di lereng pegunungan dekat kota suci Qom, fasilitas Fordow merupakan salah satu situs pengayaan uranium paling sensitif milik Iran. Kompleks ini berada di dalam terowongan batuan keras yang dirancang tahan terhadap serangan udara. Menurut informasi dari lembaga pemantau pertahanan, ledakan terdeteksi sekitar 2 kilometer dari pintu masuk utama Fordow. Sumber-sumber lokal menyebutkan adanya gempa mikro yang diduga berasal dari rudal bunker-buster.
Fordow adalah simbol ketahanan program nuklir Iran sejak dibangun secara rahasia dan terungkap pada 2009. Bila benar situs ini terkena dampak langsung, maka itu akan menjadi pesan serius dari Washington bahwa garis merah telah dilampaui.
2. Kompleks Natanz – Isfahan
Natanz dikenal sebagai jantung dari ambisi nuklir Iran. Fasilitas ini merupakan pusat pengayaan uranium utama dengan ribuan sentrifugal canggih yang beroperasi di bawah tanah. Beberapa laporan menyebutkan bahwa sistem pertahanan udara Iran sempat aktif pada malam yang sama saat terdengar ledakan besar di wilayah Isfahan.
Meskipun militer Iran mengklaim bahwa serangan berhasil dicegah, citra satelit menunjukkan adanya kerusakan pada bagian atas kompleks. Banyak yang menduga bahwa serangan ini lebih bersifat simbolik—untuk memperingatkan—daripada untuk melumpuhkan total.
3. Reaktor Arak – Provinsi Markazi
Reaktor air berat Arak yang dirancang untuk menghasilkan plutonium tingkat senjata juga dikabarkan menjadi sasaran rudal. Meskipun proyek ini telah dimodifikasi sesuai perjanjian nuklir 2015 agar tidak bisa memproduksi bahan bom, Arak tetap diawasi ketat oleh komunitas internasional.
Sumber dari dalam Iran menyebutkan adanya ledakan dan kepulan asap di salah satu fasilitas pemrosesan limbah nuklir di kompleks tersebut. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) terkait skala kerusakan atau potensi kebocoran radiasi.
Dampak Geopolitik dan Respons Internasional
Aksi militer ini langsung memicu kegelisahan di kawasan. Rusia dan Tiongkok mengecam keras tindakan Amerika yang dinilai membahayakan kestabilan global. Sementara itu, Israel—sekutu dekat AS—memuji langkah tersebut sebagai “tindakan preventif yang diperlukan”.
Di dalam negeri, pemerintah Iran bersumpah akan membalas dengan “cara yang tidak dapat diprediksi.” Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato publiknya menyatakan bahwa “musuh akan membayar harga mahal atas tindakan pengecut ini.”